Rabu, 16 Oktober 2019

Realme (Oppo) Vs Redmi (Xiaomi)

    Dunia maya akhir ini lagi rame sebelum peluncuran tipe terbaru dari masing - masing brand (Kita beri contoh antara Oppo, Realme dan Xiaomi). Mereka mencoba pertaruhan di quartal akhir ini untuk pasar indonesia. Paling banyak ditunggu para menikmat gadget mungkin bisa dikatakan xiaomi yang beberapa bulan ini mereka (cuma punya beberapa tipe) malah bisa dihitung dengan jari masuk pasar indonesia untuk bs bertarung dengan brand dari china lainya. Terlebih barang BM/Blackmarket lagi banyak - banyak razia dijakarta sehingga pasokan untuk daerah - daerah agak terganggu baik Xioami ataupun iPhone) sehingga para penikmat brand murah dengan spesifikasi yang tinggi ini agak kesulitan mencari Gadget yang merek idamkan. Kita harap dengan kebijakan ini membuka tipe - tipe yang selama ini jarang masuk pasar indonesia lebih banyak lagi, sehingga para peminikmat Gadget bisa lebih banyak pilihan bukan cuma itu - itu aja yang disungguhkan para produsen HP, bukan hanya Xiaomi ada Oppo, Realme, Nokia, dll. Banyak Brand dari mereka belum berani atau punya statistik sendiri kenapa tidak dimasukan tipe - tipe mereka secara masif, mungkin disini biaya operational yang mengakibatkan mereka belum berani mengeluarkan banyak tipe seperti di china sendiri dan india, padahal dari data statistik https://economy.okezone.com/read/2018/07/21/320/1925559/indonesia-penduduk-terbanyak-nomor-4-di-dunia-siapa-juaranya indonesia masuk urutan ke-4 penduduk terbanyak didunia. Indonesia kalau dilihat dari segi ekonomi dan pendapat gak beda jauh dengan India, mungkin juga karena di Indonesia lebih banyak kepulauan daripada daratan, mungkin juga banyak tidak kepastian kebijakan dan sistem yang mengakibatkan mereka pada produsen Hp belum seberani mereka seperti di China ataupun India. Wait and See (Untuk pasar Hp di Indonesia)

Sumber : okezone


    Masuk lagi pada bab tadi lagi  yang rame didunia maya akibat keluarnya tipe - tipe baru dari xiaomi dan realme, perang kata - kata yang terjadi belakangan ini, yang kita bahas saat ini bukan tipe baru yang masuk besok. Kalau xiaomi ada (Note 8 Series) dan untuk Realme ada (Realme Xt) setelah 5 seriesnya keluar terlebih dahulu. Yang kita mau bahas adalah *Sistem mereka dalam distribusi dan alokasi* kita bahas satu - persatu. Untuk spesifikasi dan user experience nanti ada di post selanjutnya

    Pertama kita bahas Xiaomi, kalau melihat xiaomi dulu dengan yang sekarang pastinya beda jauh sekali (masih mengandalkan sistem pemasaran flashsale) beberapa ribu unit terjual habis, buat lagi sistem itu minggu berikutnya hasilnya juga sama (habis hitungan detik) dl dimulai dengan tipe Redmi 1s dan seterusnya mebuat harga dipasar reseller harga melambung tinggi dan langka. Untuk pasar awal membentuk brand image laris hitungan detik mungkin menjadi senjata yang sangat jitu, ada beberapa hal mungkin juga pihak xiaomi belum diperhitungan dengan matang yakni semua masyarakat indonesia belum menerima 100% sistem penjualan online dan juga banyak pihak konter (jual - beli hp) yang bermain disana, terlebih pihak kurir dari salah satu market place yang jadi patner jg ikut main. Akan tetapi lama kelamaan sistem seperti itu bisa mudah dipatahkan. Mudah dipatahkan dengan serangan (Ready stock) barang kompetitor di konter, dengan sedikit menjelek - jelekan brand tersebut. Sehingga angka dari Xiaomi bisa ditekan kompetitor, melihat seperti ini seharusnya xiaomi belajar dari sebelumnya yang terjadi pada (Redmi 6 Series) tidak berhasilnya sistem seperti itu dan juga (Note 7 series) gak seberapa minat orang - orang bermain flash sale lagi. Konsumen sekarang lebih berani mengeluarkan uang lebih tapi Gadget yang mereka inginkan ada ditangan. Itu yang pertama masalah (flashsale), yang ke-2 adalah masalah distributor yang disini dipegang (TAM) tidak Go-Retailnya mereka mengakibatkan stock bertumpuk pada pemain besar. Ketika pemain besar itu susah menjual produk - produk xiaomi akibatnya tipe baru yang seharusnya mulai dijual secara menyeluruh masih dipaket dan alokasi apa masih bisa bertahan dari gempuran dari kompetitor yang semakin masif dan berani perang inovasi dan harga, bagaimana xiaomi siapkah ? Apa masih tetep seperti itu ? Perlunya dua distributor, supaya ada persaingan antara distributor dengan distributor mejadikan pasar sehat. Dan yang ke-3 tidak siapnya mereka melihat gelihat kompetitor kita sebut aja Realme yang semakin kesini semakin berani, seharusnya xiaomi tanggap melihat seperti ini cepat melakukan refund/penurunan harga atau mengeluarkan tipe baru, RnD itu perlu untuk melihat gerak - gerik lawan. Sehingga sama - sama tidak ada yang merasa dirugikan baik dari penjual ataupun xiaomi sendiri. RnD juga perlu untuk produk yang dibuat bisa bertahan berapa bulan buat pasar indonesia yang selalu cepat bosen apa lagi Gaddet. Bagaimana xiaomi sudah mengeluarkan uang untuk itu ? Ada 3 masalah yang kami lihat belakangan ini, berharap xiaomi cepat berbenah.


    Realme brand lama dengan nama baru, anak perusahaan Oppo masih satu atap dengan BBK Group (One Plus, Oppo, Vivo) semakin kesini semakin laris dan banyak peminat. Spesifikasi yang ditawarkan dan harga jg kompetitif ditambah dengan cuan yang mereka tawarkan seperti sang kakak (Oppo) kepada owner seperti angin segar ditengah berdarah - darahnya menjual xiaomi dan samsung. Yang namanya anak perusahaan tidak boleh lebih bagus dari sang induk kalau masih satu management atau masih satu CEO di pasar indonesia, beda lagi kalau Realme berani keluar dan berdiri sendiri mungkin jadi Nomer 1 di Indonesia dengan waktu yang relatif singkat dan bisa mejadi brand global yang bisa dikatakan perlu diperhitungkan oleh Samsung, Huawei, dan Iphone. Karena tidak bolehnya mereka angka market share melebihi sang induk akibatnya barangpun sulit didapat lebih tepatnya di alokasikan untuk toko - toko tertentu itupun masih langka. Kalau menurut teman - teman seprofesi, Realme dihadirkan emang bertujuan (Hanya) merusak pasarnya xiaomi yang semakin kesini mengalahkan angka Oppo. Itu yang jadi PR dari Realme gak Pertama tidak beraninya mereka mengelontorkan barang - barang tanpa alokasi, tidak konsistenya mereka dengan produk (Cuma) buat pancingan seperti Realme X yang sekarang entah berantah barangnya. Kedua tidak beraninya mereka berdiri sendiri dan kelaur dari bayang - bayang OPPO. Dan yang ketiga mereka kurang jeli melihat kondisi dilapangan bahwa banyak orang yang membeli karena iming - iming bunga 0% yang ditawarkan pihak konter, banyak pembeli bermain kotor yakni (cuma) bertujuan mencairkan uang lewat leasing kredit HP akibatnya gadet mereka dijual kembali dan harga pasaran second terjun bebas, berbeda dengan xiaomi harga second pun stabil. Itu yang membuat orang yang memang untuk pribadi berfikir ualng membeli hp Realme 


    Kalau menurut mimin siapa yang jadi pemenang besok di quartal akhir adalah mereka yang berani pasang harga kompetitif dan barang tidak dialokasi. Lebih baik sedikit mahal tetapi barang ready stock dikonter. Dan PR itu (mungkin) sama - sama tidak bisa dilakukan oleh Realme dan Xiaomi, bagaimana Realme dan Xiaomi berani kah tanpa alokasi barang, tanpa dibunding dengan tipe sebelumnya dan lebih Go-retail ? Jangan hanya perang kata - kata di sosmed yang gak ada gunanya. Oh ya ada satu lagi jangan bermain (Gimmick) seperti xiaomi kataya Hp Gatot Kaca ? Tapi barang kok gak ada, Kalau Realme (Gimmick) Kataya spefikasi bagus tapi kok user experien gak seusai ekpetasi pembeli ?  untuk pasar indonesia kalau tidak mau dicap brand jelek, jangan bermain (Gimmick) coba melihat Asus dl yang masih susah menghilangkan mindset orang bahwa tipe mereka dikatakan HP setrika. Mau dikatakan orang Hp kok Gimmick ? monggo berbernah sebelum terlambat dan sebelum Samsung dan Huawei memurahkan produk - produk mereka 



Salam hangat dr mimin 





Minggu, 13 Oktober 2019

Hallo

    Hallo sudah lama gak menulis blog disini, terakhir Mei 2016 sebelum membuka usaha counter (jual beli hp) bisa dikatakan belum ada waktu dan sedikit agak males hehe. Mungkin arah blog sehabis ini tentang prediksi usaha disekitar hp dan tentang ekonomi, gak ada waktu jalan - jalan (dalam imajinasi). Dan mungkin ada sedikit saran memulai bisnis dr kecil, kl dulu memulai bisnis dr jualan air dingin dikampus (https://suryaindah-7.blogspot.com/2012/12/bermodal-rai-gedek.html) sampai jualan barang elektronik dll. Gak ada salahnya memulai bisnis yang terpenting (mental), dan gak ada salahnya (masih) jadi pegawai, sama - sama gak ada yang salah. tetapi kl hidup bisa (agak) meringangkan yang membutuhkan (lapangan pekerjaan) mungkin sedikit beda yang kita dapat (bukan arti dr kaya menurut pribadi) 

    Usaha ini (Counter) gak semulus orang lihat, karena waktu dan perkembangan ditung beberapa orang pada bidangnya dibilang (cepat). Ada fase juga dibawah, cuma beberapa orang saja yang tahu. Ketika datang fase itu hal yang pasti dibenak (Kroso eman, opo sing tak perjuangkan mbiyen lek gagal saiki) dan intinya jangan pernah takut mecoba, jangan memulai dr hal yang besar. berawal dr bawah dan masalah bisa membentuk karakter kuat (begitu yang saya rasa) 

Salam hangat :)


Syamsiyah Cell Pandaan

Syamsiyah Cell Babat